Home » » Mengapa Arjuna Keluarnya Malam Hari?

Mengapa Arjuna Keluarnya Malam Hari?

Mengapa Arjuna Keluarnya Malam Hari? - Dalam pertunjukan wayang kulit dengan berbagai lakon terutama dalam kisah Mahabharata, ada seorang tokoh ksatria, biasanya adalah Arjuna yang keluarnya pada malam hari yaitu pada adegan perang kembang. Mengapa ?

Pasti ada alasannya.

Arjuna dalam kisah pewayangan adalah seorang ksatria yang tampan, rupawan dan memiliki kesaktian yang tinggi. Disamping itu, Arjuna adalah seorang yang gemar melakukan topobroto untuk menambah kesaktiannya dan mencari guru yang sakti guna menambah ilmu dan wawasannya.

Mengapa Arjuna Keluarnya Malam Hari?
Gambar : Indraprasetya76

Arjuna merupakan sosok lelaki yang sempurna, tampan dan sakti, sehingga para dewata menjulukinya sebagai 'lelananging jagad' atau lelaki terhebat di dunia.

Tapi tahukah anda apabila Arjuna juga memiliki kekurangan?

Sungguh hebat pujangga yang menciptakan tokoh Arjuna ini, beliau tidak menciptakan sosok super hero yang tanpa cela melainkan sosok manusia biasa yang memiliki kelebihan dan kekurangan.

Omong-omong apa kekurangan Arjuna?

Kekurangan Arjuna adalah sifatnya yang mata keranjang. Arjuna adalah sosok lelaki yang tidak dapat melihat jidat licin dan paha mulus atau wanita cantik. Tidak peduli masih bujangan atau sudah menjadi istri orang lain.

Padahal Arjuna sudah memiliki banyak istri yang semuanya cantik jelita dan sexy, tidak hanya dari golongan manusia saja bahkan ada 7 dewi atau bidadari yang menjadi istrinya seperti dalam kisah Arjuna Wiwaha.

Tapi kenapa Arjuna merasa masih kurang juga?

Menurut Kanjeng Sunan Kalijaga yang memasukkan syiar Islam dalam budaya wayang kulit, Arjuna adalah simbol dari nafsu 'Sufiyah' yaitu nafsu yang mencintai keindahan dan syahwat. Nafsu diibaratkan seperti minum air laut, semakin diminum akan semakin haus.

Demikian juga yang terjadi pada Arjuna, meskipun pernah kena batunya saat merebut istri Palgunadi hingga kalah dalam perang tanding yang termuat dalam kisah 'Palguna dan Palgunadi', namun Arjuna belum kapok juga mengejar wanita cantik.

Hingga, Ki Nartosabdo membuat suatu anekdot tentang perilaku Arjuna dalam hubungannya dengan wanita.

Seperti dalam judul artikel ini, yang berupa pertanyaan "mengapa dalam pementasan pertunjukkan wayang kulit, Arjuna keluarnya pada malam hari?"

Kunjungi Juga : www.ayodolenrek.com

Arjuna Keluar Pada Malam Hari

Pada babak pementasan pertunjukan wayang kulit, setelah terjadinya 'perang gagal' yaitu pertemuan antara ksatria dengan raksasa atau pandawa dengan kurawa yang berujung saling menghindar sehingga tidak jadi perang.

Maka kira-kira jam 3 malam, giliran 'perang kembang' yaitu peperangan antara ksatria, biasanya Arjuna atau bambang-bambang yang lain, melawan para raksasa seperti buto cakil, raksasa rambut geni dan lain-lain.

Makna yang tersirat sebenarnya adalah perang seorang ksatria melawan nafsunya sendiri yang diwujudkan dalam bentuk berbagai raksasa.

Namun oleh Ki Nartosabdo makna tersebut diplesetkan menjadi semacam guyonan.

Arjuna keluar pada malam hari karena ingin menyalurkan hobinya yaitu mengejar wanita cantik. Dan, keluarnya Arjuna selalu diikuti oleh empat punakawan yaitu Semar, Gareng, Petruk dan Bagong.

1. Semar diplesetkan menjadi 'mesem e ndek kamar'. Karena saat bertemu dengan wanita cantik, Arjuna mengajaknya ke kamar lalu 'mesam-mesem' di dalam kamar untuk merayu wanita itu.

2. Gareng menjadi 'barang sing sigare miring' atau kemaluan wanita yang menjadi sarana melakukan olah asmara.

3. Petruk menjadi 'kecepit jeruk', dalam olah asmara antara lelaki dan perempuan atau 'adu kelamin' kata orang Batak, kelamin laki-laki terjepit dalam kelamin wanita atau 'jeruk'.

4. Bagong menjadi 'obahing bokong', itulah adegan yang terjadi dalam olah asmara yaitu gerakan bokong atau pantat yang naik-turun.

Sehingga ketika Arjuna keluar pada malam hari diikuti Semar, Gareng, Petruk dan Bagong, dimaknai Arjuna sedang melakukan pertemuan dengan wanita lalu melakukan olah asmara.

Demikian penjelasan dan jawaban dari pertanyaan Mengapa Arjuna Keluar Pada Malam Hari? Jika anda mempunyai pendapat lain dan tidak setuju dengan isi artikel ini, silahkan isi komentar dibawah ini.

Suro Diro Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti

0 comments:

Post a Comment