Ilmu Gaib Sanjiwani Bagian II - Pada bagian sebelumnya dikisahkan jika Kacha yang sedang menuntut ilmu gaib Sanjiwani kepada Brahmana Sukra mendapat tantangan dari sikap benci para raksasa yang mencurigai niatnya mempelajari ilmu tersebut untuk mengalahkan mereka sehingga raksasa-raksasa itu membunuhnya. Sudah dua kali Kacha terbunuh namun dua kali juga Resi Sukra menghidupkannya kembali.
Para raksasa semakin geram. Ketika ada kesempatan, untuk ketiga kalinya mereka membunuh Kacha. Dengan cerdik mereka membakar mayatnya, lalu mencampurkan abunya ke dalam minuman anggur yang mereka persembahkan kepada Resi Sukra. Tanpa curiga, pemimpin mereka meminum anggur itu.
Resi Sukra dan Dewayani, sumber gambar : Renungan Diri |
Sore harinya, sapi-sapi itu pulang kandang tanpa gembalanya. Sekali lagi Dewayani menghadap ayahnya, menangis dan memohon agar ayahnya memanggil dan menghidupkan kembali Kacha.
Resi Sukra menghibur anaknya, Walaupun Ayah sudah dua kali menghidupkan Kacha, rupa-rupanya para raksasa sudah bertekad membunuhnya.
Wahai, Anakku, kematian adalah hal biasa. Sungguh tidak pantas orang yang berjiwa besar seperti engkau menangisi kematiannya. Nikmatilah hidupmu yang dilimpahi berkah kegembiraan, kecantikan dan kemurahan hati serta penuh damai di dunia.
Dewayani tak merasa terhibur oleh kata-kata ayahnya. Ia sangat mencintai Kacha.
Demikianlah, sejak dunia tercipta, nasihat resi yang paling bijaksana pun tak pernah bisa menghilangkan duka hati seorang wanita yang kehilangan kekasihnya.
Dewayani berkata,
Kacha, cucu Angiras dan putra Wrihaspati adalah pemuda yang tidak berdosa. Ia telah menyerahkan diri untuk melayani kita. Aku mencintainya sedalam lubuk hatiku. Tetapi sekarang ia mati dibunuh. Hidupku menjadi hampa dan tanpa cinta. Karena itu, wahai Ayahanda, aku akan mengikutinya.
Setelah berkata demikian, Dewayani berpuasa, tidak makan dan tidak minum.
Keberhasilan Kacha Menguasai Ilmu Gaib Sanjiwini
Resi Sukra tak tega melihat putri kesayangannya berduka. Ia marah kepada para raksasa yang telah membunuh Kacha. Pembunuhan terhadap brahmana adalah dosa terkutuk. Mereka pasti akan mendapat balasan yang setimpal.
Sekali lagi Resi Sukra mempergunakan ilmu gaib Sanjiwani untuk menghidupkan Kacha. Sekali lagi Kacha hidup kembali dari anggur yang sudah masuk ke lambung sang Mahaguru. Tetapi ia tidak bisa keluar karena berada di tempat yang sangat aneh. Ia hanya dapat menjawab dengan menyebutkan namanya dan mengatakan tempat ia berada.
Mendengar itu, Resi Sukra berkata dengan berang,
Hai, Brahmacharin, bagaimana engkau bisa masuk ke dalam tubuhku? Apakah karena perbuatan para raksasa? Sungguh keterlaluan. Ingin rasanya aku membunuh semua raksasa dan menyatukan diriku dengan para dewata. Tetapi, sebelum itu kulakukan, ceritakan dulu semuanya kepadaku.
Dengan susah payah, dari dalam lambung Resi Sukra, Kacha menceritakan apa yang dialaminya.
Resi mahasakti itu menyahut,
Kini aku, Resi Sukra yang suci, luhur budi, dan termasyhur, menjadi geram karena ditipu dengan persembahan minuman anggur.
Karena itu, demi kebajikan dan peri kemanusiaan, kuperingatkan bahwa kesucian dan keluhuran budi akan meninggalkan siapa pun yang meminum anggur dengan tidak bijaksana. Orang yang demikian akan terkutuk.
Demikian pesanku dan hal ini akan dinyatakan dalam kitab-kitab suci sebagai larangan yang tak boleh dilanggar.
Setelah berkata demikian, Resi Sukra memandang Dewayani sambil berkata,
Anakku sayang, sekarang engkau harus memilih. Kalau kau ingin Kacha hidup kembali, ia harus keluar dari dalam tubuhku dan itu berarti kematian bagiku. Ia hanya bisa hidup di atas kematianku.
Dewayani menangis tersedu-sedu sambil berkata,
Oh Dewata, sungguh pilihan yang tak mungkin kupilih. Aku sangat menyayangi Ayahanda dan Kacha. Jika salah satu dari kalian mati, aku akan mati. Aku tak sanggup hidup tanpa kalian berdua.
Sambil mencari jalan untuk menyelesaikan masalah berat itu, Resi Sukra berkata kepada Kacha,
Wahai putra Wrihaspati, sekarang aku tahu apa sesungguhnya niatmu datang berguru kepadaku. Kau akan memperoleh apa yang kauinginkan. Aku akan menghidupkan kau kembali demi Dewayani dan demi dia pula aku tidak boleh mati.
Satu-satunya jalan adalah mengajarkan ilmu gaib Sanjiwini kepadamu. Dengan menguasainya, kau akan bisa menghidupkan aku kembali meskipun tubuhku hancur setelah mengeluarkan engkau. Berjanjilah untuk menggunakan ilmu gaib Sanjiwini yang akan kuajarkan kepadamu untuk menghidupkan aku kembali, agar Dewayani tidak berduka atas kematian salah satu dari kita.
Dari dalam lambung gurunya, Kacha mengucapkan janjinya.
Demikianlah, Mahaguru Sukra memberikan rahasia ilmu gaib Sanjiwini kepada Kacha. Seketika itu juga Kacha keluar dari dalam tubuh gurunya, sementara sang Resi langsung rubuh, wafat dengan tubuh hancur berkepingkeping.
Kacha memenuhi janjinya. Ia segera sujud di depan jenazah gurunya dan mempergunakan ilmu gaib Sanjiwani.
Katanya,
Guru yang ikhlas membagi ilmu kepada muridnya ibarat seorang ayah yang mengasihi putranya. Karena aku keluar dari tubuhmu, maka aku adalah anakmu juga.
Demikian kisah tentang Ilmu Gaib Sanjiwani Bagian II.
0 comments:
Post a Comment